klik

Test Footer 2

klik

MENENTUKAN KORELASI DENGAN MENGGUNAKAN SPSS

KORELASI BIVARIATE
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Dalam statistik parametric jenis korelasi yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel adalah korelasi product moment dari Pearson, sedangkan untuk non-parametrik dapat menggunakan korelasi Kendal, dan Spearman. Ketiga jenis korelasi ini dapat dianalisis dengan menggunakan SPSS. Namun, dikarenakan kita hanya membahas teknik analisis parametric, maka langkah-langkah yang akan dijabarkan disini hanya langkah dalam menganalisa korelasi product moment dari Pearson
Misalnya judul penelitian kita adalah “Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecenderungan Mencontek”. Anggap saja kita telah melakukan penelitian dengan menyebar dua buah skala kepercayaan diri dan kecenderungan mencontek, dan kita telah mendapatkan skor dari subyek penelitian sebagai berikut :
Langkah selanjutnya adalah memasukkan data tersebut ke dalam data editor di SPSS.
  • selanjutnya kita dapat melakukan analisis uji korelasi product moment. Langkah melakukan uji korelasi adalah sebagai berikut, Klik Analyze - Correlate - Bivariate
  • Setelah di Klik akan muncul tampilan sebagai berikut ini
Lalu pindahkan kedua variabel di kotak kiri ke kotak kanan, beri tanda centang pada kolom pearson di bawah Correlation Coefficients. Pada kolom Test of Significance terdapat dua pilihan: Two-tailed dan One-tailed. Pilih two-tailed jika hipotesis penelitian anda dua ekor (Kepercayaan diri berhubungan dengan kecenderungan mencontek). Pilih one-tailed jika hipotesis penelitian anda satu ekor (Kepercayaan diri berhubungan negatif dengan kecenderungan mencontek). Kemudian klik OK. Maka kita akan mendapatkan hasil sebagai berikut :
Yang perlu dilihat untuk menentukan apakah terjadi hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan mencontek adalah nilai r (pearson correlation) dan p (sig). Terjadi hubungan yang sangat signifikan jika p lebih kecil dari 0,01, jika p lebih kecil dari 0,05 maka hubungannya signifikan saja. Namun apabila lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan. Untuk lebih mudahnya lihat tabel berikut :

Taraf signifikansi ini tidak hanya berlaku untuk uji korelasi saja, namun juga berlaku pada tiap teknik analisis pengujian hipotesis yang lain. Oleh sebab itu, kaidah ini penting untuk dihafal.

Selanjutnya, dari output di atas terlihat bahwa nilai r = 0,985 dengan p = 0.000, karena nilai p lebih kecil dari 0,01 dan nilai r positif, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan mencontek. Kita juga dapat mengetahui besarnya koefisien determinasi (sumbangan efektif) variabel kepercayaan diri terhadap kecenderungan mencontek dengan cara mengkuadratkan nilai r menjadi r2 lalu mengkalikannya dengan 100 sehingga didapatkan nilai koefisien determinan 0,9852 x 100 = 97,1%.


Contoh pelaporan dalam paper penelitian sebagai berikut:

“Berdasar hasil analisis disimpulakan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan mencontek (r = 0,985, p<0,01, dan r2=0,971)”

Perhatikan, jika nilai r pada hasil uji korelasi bernilai positif (misal r = 0,985) dan p –nya signifikan maka disimpulkan ada hubungan positif antara kedua variabel. Namun jika nilai r pada hasil uji korelasi bernilai negatif (misal r = -0,985) dan p –nya signifikan maka disimpulkan ada hubungan negative antara kedua variabel.

Hasil analisis pada contoh penelitian di atas walaupun signifikan ternyata kedua variabel berkorelasi positif. Jika hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecenderungan mencontek” ,dengan hasil analisis seperti atas, maka disimpulkan hipotesis yang kita ajukan tertolak. Karena, pada hipotesis hubungan yang diharapkan adalah negatif, namun ternyata hasil analisis menunjukkan hubungan yang positif.

KORELASI PARTIAL

Hasil contoh penelitian di atas menunjukkan bahwa ternyata kepercayaan diri r positif dengan kecenderungan mencotek. Padahal secara rasional seharusnya mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri akan merasa lebih mampu mengerjakan ujian sehingga tidak perlu mencontek (Hanya contoh). Mungkin saja ada variabel sekunder yang mencampuri hubungan antara kepercayaan diri dengan kecenderungan mencontek, misalnya variabel prestasi belajar. Bisa jadi siswa yang terlalu percaya diri tidak belajar saat ujian sehingga mendapatkan hasil ujian yang jelek, karna hasil ujiannya yang jelek maka pada ujian berikutnya dia mencontek (Hanya contoh). Dokarenakan terdapat kemungkinan demikian, serta didukung dengan berbagai teori, misalnya. Maka kita jadikan varibel sekunder yaitu hasil ujian menjadi variabel bebas kedua sebagai kontrol hubungan antara kepercayaan diri. Dengan demikian hipotesis penelitian dapat berubah menjadi “Terdapat hubungan negative antara kepercayaan diri dengan kecenderung mencontek ketika hasil ujian masa lalu dikontrol”
Dengan menambahkan data mengenai hasil ujian pada masa lalu, maka variabel penelitian kita bertambah satu. Berikut contoh tambahan data yang didapatkan

Kemudian, setelah memasukkan data. Langkah-langkah dalam uji korelasi parsial adalah sebagai berikut :
Selanjutnya kita dapat melakukan analisis uji korelasi product moment. Langkah melakukan uji korelasi adalah sebagai berikut, Klik Analyze - Correlate - Bivariate
Setelah di klik akan muncul kotak berikut ini ;
Langkah selanjutnya adalah memindahkan dua variabel yang akan dikorelasikan ke kotak variables, dan memindahkan variabel kontrol ke kotak Controlling for. Kemudian pilih one-tailed (karena hipotesisnya searah, lihat kembali pada halaman ..). Maka tampilan akan terlihat sebagai berikut ;
Lalu tekan OK, maka akan keluar tampilan output hasil uji korelasi parsial sebagai berikut.

Sama seperti uji korelasi product moment, kita perlu melihat nilai r (correlation) dan p (Significance) untuk menentukan apakah terjadi hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan mencontek setelah variabel hasil ujian semester lalu di kontrol.
Dari hasil di atas diketahui bahwa nilai r yang didapatkan sebesar 0,303 serta nilai p = 0,214. Dikarenakan nilai p lebih besar dibandingkan 0,05 (P>0,05) maka dapat kita simpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang significant antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek ketika pengaruh dari variabel hasil ujian masa lalu di kontrol. Berikut contoh pelaporan hasil pengujian dalam paper penelitian;
“Tidak terdapat hubungan yang significant antara kepercayaan diri dengan perilaku mencontek ketika pengaruh dari variabel hasil ujian masa lalu di kontrol (r=0,303, p>0,05)”
Bila tidak terdapat hubungan yang signifikan, maka kita tidak perlu menghitung besarnya nilai koefisien determinan atau sumbangan relatif. Jika terdapat hubungan yang signifikan, maka cara menghitung nilai koefisien determinan sama dengan perhitungan nilai koefisien determinan pada uji korelasi product moment.



  • 1 Komentar untuk "MENENTUKAN KORELASI DENGAN MENGGUNAKAN SPSS"

    Olah Data SPSS, AMOS, LISREL
    EVIEWS, SMARTPLS, GRETL, STATA, MINITAB dan DEAP 2.1
    WhatsApp : +6285227746673
    IG : @olahdatasemarang

    Back To Top